Dalam menghadapi kehidupan digital yang semakin intens, konsep “digital longevity” menjadi penting. Bagaimana kita bisa tetap produktif dan perform optimal dalam jangka panjang?
Memahami Digital Longevity
Digital longevity bukan tentang menghindari teknologi, tetapi tentang beradaptasi dengan cara yang sustainable. Ini mencakup kesehatan fisik, mental, dan kognitif dalam menghadapi tuntutan digital.

“Kita perlu berpikir seperti atlet profesional—bukan tentang sprint, tetapi marathon digital,” analogi psikolog digital, Dr. Maya Sari.
Pilar Utama Digital Longevity
- Physical Resilience: Kesehatan fisik sebagai fondasi
- Mental Agility: Kemampuan beradaptasi secara kognitif
- Emotional Balance: Regulasi emosi yang sehat
- Social Connection: Menjaga hubungan meaningful di luar digital
Peran Kesehatan Usus dalam Sustainability
Mikrobioma usus yang sehat mendukung ketahanan stres, kualitas tidur, dan pemulihan—semua faktor krusial untuk performa jangka panjang.
“Probiotik tertentu membantu regulasi sirkadian dan kualitas tidur, yang langsung berdampak pada performa keesokan harinya,” jelas Dr. Sari.
Strategi Implementasi
Untuk pengguna aktif platform digital seperti Interbola2:
- Morning Routine: Awali dengan hydration, probiotik, dan light movement
- Work Blocks: Bagi waktu menjadi blok 90 menit dengan istirahat singkat
- Nutrition Intelligence: Fokus pada makanan padat nutrisi, bukan sekadar kalori
- Evening Wind-Down: Ciptakan rutinitas malam tanpa blue light
- Weekly Review: Evaluasi dan sesuaikan strategi berdasarkan performa
VisI Jangka Panjang
“Tujuan kami adalah membantu masyarakat tidak hanya survive, tetapi thrive dalam ekosistem digital dengan kesehatan optimal sebagai fondasi,” tutup Dr. Sari.